Orangtua harus mempunyai banyak sekali cara biar sanggup mendongkrak semangat anak untuk belajar. |
Salah satu dilema orangtua ketika mendampingi anak menempuh pendidikan di sekolah, yaitu malas belajar. Seringkali ketika disuruh berguru banyak sekali alasan sering dilontarkan oleh anak, menyerupai rasa capek maupun ingin istirahat sebentar.
Anak sulit disuruh berguru alasannya yaitu bisa jadi mereka belum mengetahui apa bersama-sama manfaat dari berguru itu sendiri. Di sinilah orangtua harus mempunyai banyak sekali cara biar sanggup mendongkrak semangat anak untuk belajar.
Berbagai cara dilakukan orangtua biar anaknya sanggup mengerjakan PR dan mau berguru secara mandiri. Cara yang biasa dilakukan yaitu mengikutkan anak bimbingan berguru atau mendatangkan guru pribadi ke rumah.
Namun cara itu pun terkadang belum tentu berhasil. Biasanya anak akan berguru ketika mengikuti bimbingan berguru atau ketika bersama guru pribadi saja. Setelahnya, anak memanfaatkan waktu hanya untuk bermain.
Anak-anak yang malas berguru sanggup berubah kalau orang renta sanggup mendidiknya atau memotivasinya dengan benar. Berikut beberapa tips menghadapi anak yang malas biar rajin berguru yang bisa dicoba mulai dari sekarang.
1. Memberi pemahaman makna berguru
Jelaskan kepada anak bahwa esensi berguru yaitu untuk meningkatkan potensi dalam hidupnya kelak. Sedangkan makna berguru sesungguhnya sebagai sarana memudahkan beliau dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.
Orangtua juga sanggup menceritakan keberhasilan orang atau tokoh yang diperoleh alasannya yaitu ketekunan dalam belajar. Kisahkan pula perihal orang-orang gagal alasannya yaitu tidak mau belajar.
Dari sinilah anak menjadi tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya, terlebih untuk mewujudkan masa depannya.
2. Mengajukan pertanyaan harian
Pertanyaan harian yang dimaksud di sini menggantikan bukan isyarat untuk belajar. Pertanyaan yang sanggup diajukan diantaranya; Sudah berguru belum hari ini? Apakah PR sudah dikerjakan belum?
Pertanyaan-pertanyaan menyerupai inilah perlu diterapkan untuk merangsang kesadaran anak berguru dan berlatih jujur. Sebab kalau orangtua menyuruh berguru secara eksklusif maka anak akan malas.
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa dipakai sebagai cara yang efektif untuk menciptakan anak berguru dengan sendirinya.
3. Orangtua menjadi pola
Hal terpenting yaitu orangtua harus bisa menjadi role model dalam proses berguru anak. Orangtua sebaiknya membiasakan melaksanakan banyak sekali kegiatan berguru apapun di hadapan anak.
Misalnya dengan melaksanakan kegiatan membaca atau menuntaskan pekerjaan rumah tangga di hadapan anak. Saat terbiasa melihat orangtuanya berguru maka anak akan melakukannya juga.
4. Ruang khusus berguru
Orangtua bisa menyediakan ruangan atau kawasan khusus untuk berguru anak yang di dalamnya terdapat meja yang nyaman, ruang penuh warna, peralatan menulis lengkap, rak buku, dan sesuatu yang disukai anak.
Penyediaan ruang atau kawasan khusus ini tidak perlu mahal akan tetapi nyaman proses berguru anak. Dengan demikian akan tumbuh semangat belajarnya.
5. Memenuhi kebutuhan anak
Pemenuhan kebutuhan anak sangat penting sehingga anak tidak terfokus pada keinginannya terus menerus dan sanggup termotivasi untuk belajar.
Misal, ketika anak minta uang untuk membayar SPP sekolah maka orangtua bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang baik, menyerupai ”Adik bantu ayah berdoa sama Tuhan ya biar diberi uang dan bisa buat bayar sekolah adik besok.”
Secara tidak eksklusif selain kebutuhan berguru tercukupi, dari sisi aspek spiritual anak telah diajari untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mengetahui makna bahwa segala sesuatu yang diperlukan sanggup diperoleh dengan meminta kepada Tuhan.
6. Tidak fokus ke nilai
Setiap anak mempunyai skill dan kecerdasan di bidang yang berbeda pula. Jangan eksklusif memarahi dan menghakimi anak ketika nilai matematika-nya jelek. Mungkin saja beliau memang mempunyai kesulitan berhitung tapi kecerdasannya tinggi di bidang ilmu sosial.
Jika Anda memarahi anak alasannya yaitu salah satu mata pelajarannya jelek, maka hal ini sanggup menciptakan anak merasa putus asa. Bantulah anak ketika beliau kesulitan matematika dan pantaulah terus bagaimana perkembangan dia. Jangan fokus pada nilai tinggi. Namun, fokuslah pada perkembangan cara berguru anak Anda.
Advertisement