 |
| Anak yang sering dihentikan dan mendengar kata “Tidak” menciptakan mereka kebal pada hukum serta referensi disiplin orangtua. |
Selalu ada alasan baik dan kasatmata dari larangan, contohnya untuk melindungi anak dari segala insiden yang dapat mengguncang atau menyakiti anak. Itu sebab orangtua yang telah melalui banyak hal dan pengalaman dalam hidup tentu lebih paham mengenai apa yang jelek dari dunia ini.
Namun, orangtua juga perlu tahu bahwa anak yang terlalu sering dihentikan cenderung tumbuh tidak percaya diri dan penakut. Kebiasaan orangtua mengucapkan kata “Tidak” sering terjadi sejak anak berusia bayi.
Menurut Swati Popat Vat, seorang pakar edukasi dan parenting yang dilansir dari Kompas, anak yang sering dihentikan dan mendengar kata “Tidak” membuat mereka kebal pada hukum serta referensi disiplin orangtua.
Anak akan merasa larangan yah tinggal larangan, tetapi mereka terus melaksanakan yang ingin mereka lakukan. Anak menjadi tidak peduli dengan larangan yang diucapkan orangtua.
"Anda harus menerapkan referensi asuh yang benar sedari anak masih bayi. Anda harus berguru meletakkan rasa percaya pada anak. Sebab, bayi mempunyai kapasitas otak yang baik sebab belum tercemar, mereka gampang menyerap isu dari lingkungan sekitar," kata Vat.
Lihat juga: Rahasia Orangtua Jepang Membuat Anaknya Patuh dan Disiplin
Orangtua sering tak mempedulikan rasa ingin tau anak dan bayi yang sering direspon dengan larangan dari orangtua yang alhasil dapat mematikan semangat anak untuk mengeksplorasi yang dapat menambah pengetahuan.
Anak yang mencari tahu dan mendapat pengalaman hidup tanpa derma orangtua akan tumbuh dengan anutan tidak percaya pada orangtua. Alhasil, anak pun tak peduli dengan segala hukum dan larangan yang diberlakukan ayah dan ibu dalam keluarga.
Advertisement